A. Pertanian dan Proses Pembangunan
Salah satu karakteristik dalam
pembangunan ekonomi adalah pergeseran jangka panjang populasi dan produksi dari
sektor pertanian menjadi sektor industri dan sektor jasa. Hanya sebagian kecil
masyarakat dalam negara industri yang hidup dari sektor pertanian (Lynn, 2003).
Konsep strategi pembangunan
berimbang (balanced growth), yaitu pembangunan di sektor pertanian dan sektor
industri secara bersamaan merupakan tujuan pembangunan yang paling ideal. Pada
kenyataannya konsep strategi pembangunan berimbang tidak dapat dilakukan oleh
negara berkembang, hal ini dikarenakan sumber daya yang tidak mencukupi untuk
melakukan pembangunan di sektor pertanian maupun sektor industri sekaligus
(Lynn, 2003).
Kondonassis et al. (1991)
menjelaskan bahwa pembangunan pada sektor pertanian merupakan batu loncatan
menuju pembangunan pada sektor industri. Keberhasilan pembangunan industri di
negara Jepang dan Taiwan merupakan lanjutan keberhasilan pembangunan di sektor
pertanian. Pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh pemerintah Jepang dan
Taiwan merupakan kontribusi yang sangat penting dalam mendukung pembangunan
pertanian. Pemerintah Jepang dan Taiwan juga berhasil dalam membangun budaya
kerja sehingga rakyat mereka memiliki produktivitas yang tinggi.
Kondonassis
et al. (1991) meringkaskan proses pembangunan pertanian menjadi pembangunan
industri. Proses tersebut adalah sebagai berikut:
1. Makanan dibutuhkan populasi di daerah kota
yang terus meningkat.
2. Perolehan mata uang asing karena melakukan
ekspor.
3. Peningkatan
mata uang asing dari hasil subtitusi impor produk pertanian.
4. Tabungan di sektor kota dan pajak pendapatan
kepada pemerintah, yang digunakan untuk pembangunan infrastruktur karena
peningkatan pendapatan di sektor pertanian.
5. Peningkatan permintaan untuk produk industri
karena pendapatan di sektor pertanian yang lebih tinggi.
6. Peningkatan
produktivitas di sektor pertanian menyebabkan pekerja dapat beralih ke sektor
industri.